Peredaran obat palsu dan ilegal marak di Indonesia. Kondisi tersebut
harus diwaspadai oleh masyarakat karena bukan hanya merugikan tapi juga
berbahaya bagi kesehatan.
Sayangnya masyarakat memang tidak memiliki pengetahuan bagaimana membedakan obat asli dan yang palsu.
Farmakolog dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, dokter Instiaty mengatakan, tak mudah membedakaan obat palsu
dan asli secara kasat mata. "Kalau semua mirip ya, jadi harus uji
laboratorium untuk memastikan mana obat palsu dan asli," kata Instiaty
saat dijumpai di Pabrik PT Bayer Indonesia, Cimanggis, Jawa Bawat, Kamis
(29/9/2015).
Cara sederhana untuk membedakannya biasanya adalah
dengan melihat perbedaan warna bungkus, label obat atau mengecek ada
tidaknya ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Akan
tetapi, sering kali secara kasat mata obat palsu sangat mirip dan sulit
dibedakan. Konsumen pun jarang memerhatikan label sebelum minum obat.
Instiaty mengungkapkan, obat-obatan yang biasanya dipalsukan adalah
obat yang kemasannya gampang ditiru, harga pembuatannya murah, dan
banyak dibeli oleh orang. Contohnya, obat bentuk kapsul, viagra atau
obat disfungsi ereksi, dan antibiotik.
"Viagra itu kalau orang beli mahal, jadi beli di warung-warung. Kita enggak tahu apa isinya," kata dia.
Obat palsu bisa saja hanya berisi tepung atau obat yang komposisi atau
kadar bahan pembuatnya tidak sama dengan obat asli. Tentunya obat itu
tidak akan efektif untuk mengobati suatu penyakit.
Untuk membeli
obat sebaiknya sesuai resep dokter dan melalui apotek terpercaya karena
sudah di bawah pengawasan BPOM. Jangan melalui obat resep di warung,
apalagi situs online. Kemudian, curigalah jika harga obat lebih murah
dari yang seharusnya.